KKN ITERA

""

               

Sabun dan Briket Kemiri, Program KKN ITERA Membumikan Potensi Produk Olahan Desa Banjaran


March 20th, 2023 | Posted by: Akza Noprian


ITERA NEWS. Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) yang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjaran, kecamatan Padang Cermin, Pesawaran mengadakan pelatihan pembuatan sabun dan briket dengan memanfaatkan potensi kemiri yang ada di Pujo Raharjo. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan UMKM di Desa Banjaran, Pujo Raharjo.

Keberadaan tumbuhan kemiri di Desa banjaran khususnya di Dusun Pujo Raharjo memiliki potensi yang sangat baik. Terlepas dari hal tersebut potensi itu masih belum bisa dikembangkan secara menyeluruh untuk kebermanfaatan masyarakat Desa Banjaran khususnya di Dusun Pujo Raharjo. Hal tersebut menjadi potensi yang baik jika dikembangkan agar berdampak baik untuk warga Desa Banjaran.

Produk sabun mandi dibuat menggunakan minyak kemiri yang diproduksi oleh warga Pujo Raharjo. Sabun dan briket ini dibuat dengan menggunakan bahan yang ekonomis dan mudah didapatkan yaitu minyak kemiri serta kemiri yang telah dibakar yang nantinya diproses terlebih dahulu. Proses dalam pembuatan sabun minyak kemiri dilakukan dengan mencampurkan beberapa bahan kimia seperti gliserin, KOH, aquades, dan propilen glikol. Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 24 jam hingga menghasilkan padatan berupa sabun.

Inovasi turunan produk minyak kemiri menjadi sabun tercipta dengan mempertimbangkan banyaknya manfaat dari minyak kemiri. Minyak kemiri mengandung berbagai asam lemak yang bersifat oklusif. Artinya, asam lemak tersebut memberi lapisan tambahan pada kulit. Lapisan ini mencegah kadar air pada kulit menguap sehingga kelembapan kulit tetap terjaga dan terhindar dari kulit kering. Asam lemak ini juga dapat menghambat enzim pada sel bakteri yang membuat bakteri menjadi tidak stabil dan akhirnya rusak. Sehingga minyak kemiri bersifat anti bakteri.

Inovasi lain yang dapat dikembangkan dari tumbuhan kemiri adalah arang briket. Briket merupakan sumber energi alternatif yang memanfaatkan limbah sumber daya alam yang pembuatannya sangat ramah lingkungan. Pembuatan briket dilakukan mengikuti rangkaian proses pemadatan dan penekanan. Hal ini untuk meningkatkan nilai kalor per satuan luas dari suatu bahan. Inovasi briket memanfaatkan tempurung kemiri yang dibakar dan ditumbuk sampai halus. Kemudian dicampurkan dengan adonan tepung tapioka dan dibentuk seperti pipa. Briket kemudian dijemur kurang lebih satu hari sampai briket mengering dan dapat digunakan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa briket memiliki banyak kelebihan dan manfaat sebagai energi alternatif karena tidak cepat habis. Briket juga dapat mengurangi sampah karena bahan baku pembuatan briket sendiri adalah biomassa seperti tempurung kelapa, kemiri, kayu, limbah, gambut, jerami, dan juga serbuk gergaji. Munculnya inovasi ini membuat limbah kemiri yang semula tidak terpakai dapat menjadi sebuah produk yang bernilai tinggi dengan menambahkan bahan yang mudah didapatkan. Sehingga dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat untuk meningkatkan potensi UMKM di Desa Banjaran khususnya Dusun Pujo Raharjo.

“Alhamdulillah ada kawan-kawan mahasiswa ITERA yang sedang KKN di desa kami. Mereka memiliki pengetahuan cara membuat sabun dari minyak kemiri dan briket arang dari kulit kemiri. Kawan-kawan mahasiswa ITERA juga antusias mengajarkan cara-caranya kepada kelompok tani hutan kami, termasuk ibu-ibu di sini. Caranya sangat mudah dan bahan-bahannya melimpah di sini,” ujar Maryadi, kepala dusun Pujo Raharjo.

Inovasi sabun dan briket ini diaplikasikan terhadap masyarakat dusun Pujo Raharjo ditemani oleh kepala Dusun  Banjarsari, Supriyadi, pada Kamis (19/01/2023). Inovasi produk yang dibawakan rekan-rekan KKN ITERA tersebut dikembangkan mengingat banyaknya potensi tumbuhan kemiri di Desa Banjaran khususnya di Dusun Pujo Raharjo. Inovasi ini disambut baik oleh masyarakat Dusun Pujo Raharjo dan didukung penuh oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Lampung.

“Kita lihat bersama kedepannya. Untuk sabun kami masih perlu meningkatkan kualitasnya agar layak jual. Sedangkan briket arang dari tempurung kemiri saya yakin sudah ada peminatnya. Yang terpenting petani hutan di Desa Banjaran Pesawaran ini terus semangat berkreasi dengan HHBK dari agroforestri di kawasan hutan register 20 ini.” Pungkas Asrul Yani sekretaris Desa Banjaran.

Harapan besar mahasiswa KKN ITERA dengan adanya inovasi ini sebagai awalan atau pondasi baru untuk dapat membantu dalam pengembangan sumber daya alam khususnya tumbuhan kemiri yang ada di Desa Banjaran. Inovasi ini masih perlu dikembangkan agar dapat membantu dari segi nilai ekonomis UMKM Desa Banjaran sehingga tercipta Desa Banjaran yang cinta dan semangat berinovasi untuk kebaikan masyarakat Desa Banjaran.


Tinggalkan Komentar



Copyright © 2016 UPT TIK - Institut Teknologi Sumatera (ITERA)